klivetvindonesia.com, SINTANG-KALBAR-Ada 10 danau termasuk kawasan perlidungan setempat. Saat ini kondisi danau yang ada di Kabupaten memprihatinkan karena tingkat gangguan dan ancaman berpotensi merusak. Salah satunya Danau Jentawang yang saat ini terancam keberadaannya sebagai lumbung ikan lokal yang bisa dimanfaatkan masyarakat.
Pengamat Lingkungan, Dedi Wahyudi SP M Ling, menjelaskan arah kebijakan pengelolaan sumber daya perairan, terutama danau – danau yang merupakan lumbung ikan, tersirat secara makro dalam Peraturan daerah Kabupaten Sintang nomor 20 tahun 2015. “Dalam Pasal 21 ayat 3 menyebutkan terdapat 10 danau yang termasuk kedalam kawasan perlindungan setempat. Danau-danau tersebut antara lain adalah; Danau Guci-Balai angin, Danau Jemut, Danau Semetung, Danau Jentawang, Danau Mensiku, Danau Aji, Danau Tebing Raya, Danau Ubar, Danau Liot, dan danau Tempunak,” terang Deder di sela-sela acara penutupan Jambore Lingkungan Tahun 2020 di Bagoes Cafe.
Selain itu, sambung Pria yang akrab disapa Uju Deder ini, ada juga Peraturan Bupati nomor 88 tahun 2018 tentang pengelolaan danau berkelanjutan. Perbub ini memberikan pedoman secara implementatif dalam mengelola danau-danau di Kabupaten Sintang secara berkelanjutan. “Perbup ini menunjukan keberpihakan terhadap pelibatan multistakeholder, terutama masyarakat sekitar kawasan danau dalam mengelola danau yang berkelanjutan,” kata Deder sembari mengatakan ini pengamatannya.
Dia mengungkapkan saat ini banyak dari danau tersebut kondisinya cukup memprihatinkan. Berbagai tingkat gangguan dan ancaman berpotensi untuk menghancurkan kualitas ekologi, ekonomi maupun sosial budayanya. “Sebut saja illegal mining, illegal fishing bahkan pembukaan lahan untuk perkebunan masih menjadi gangguan dan ancaman terhadap keberadaan danau-danau tersebut,” kata dia sembari mengatakan padahal disisi lain danau-danau keberadaannya penting untuk menunjang perekonomian masyarakat lokal pada khususnya dan ketahanan pangan di Sintang pada umumnya.
Menurut Deder salah satu danau yang tidak luput dari gangguan dan ancaman tersebut diatas adalah Danau Jentawang. “Danau yang kaya akan sumberdaya perikanan dan ekowisata ini keberadaannya juga terganggu oleh beberapa aktivitas masyarakat seperti tuba dan jermal,” ungkapnya sambil menambahkan beberapa kawasan penyangga danau yang semestinya berhutan saat ini gundul dan tertanam sawit. “Untuk itu diperlukan pendampingan intensif terkait penguatan kapasitas Lembaga Pengelola dan tatakelola desa yang berorientasi pada pengelolaan sumber daya alam, terutama Danau Jentawang yang berkelanjutan,” tutur alumni Universitas Tanjungpuri ini. (ami)