klivetvindonesia.com Matim- Melkiades S.A, Kontraktor CV.Perintis memberikan klarifikasi terkait jalan Simpang Lima-Lengor yang rusak parah meski baru berumur dua pekan.
Melalui sambungan telepon kepada klivetvindonesia.com, Jum’at (08/1/2021) Melkiades menjelaskan kerusakan jalan tersebut diakibatkan oleh kondisi tanah yang tidak mendukung dan luapan air yang terdapat dibadan jalan.
“Keadaan tanah yang tidak begitu bagus sehingga harus dipertimbangkan bersama seperti apa model kontruksi yang cocok agar kualitas jalannya baik.Mungkin harus pakai rabat”, jelas Melkiades.
Lebih lanjut Melkiades mengatakan, dirinya bersedia memperbaiki seluruh kerusakan yang ada. Hal itu sebagai wujud rasa tanggungjawabnya sebagai kontraktor.
“Nanti kalau cuaca sudah bagus pasti akan kami perbaiki lagi”. Ucapnya.
Seperti diberitakan media ini sebelumnya, ruas jalan kabupaten jalur Simpang Lima-Lengor rusak parah meski baru berumur dua pekan.
Kepala Desa (Kades) Teno Mese, Zakarias J. Rimas, ketika ditemui klivetvindonesia.com, Kamis (07/1/2021) mengatakan, warga Desa Teno Mese sangat menyesal dengan kinerja dari kontraktor yang mengerjakan jalan tersebut.
“Jujur, warga Desa Teno Mese sangat menyesal dengan kinerja dari kontaktor yang mengerjakan jalan ini. Masa baru berumur dua minggu tapi sudah rusak parah”, kata Kades Rimas
Lebih jauh, Rimas menjelaskan, buruknya kualitas jalan tersebut disebabkan oleh penyiraman aspal yang dilakukan pada saat hujan dan lapisan aspal yang sangat tipis.
“Pekerja memaksakan diri untuk menyiram aspal pada saat hujan lebat meski berulang kali ditegur oleh warga, tetapi mereka tetap kerja sesuai keinginan mereka”, pungkasnya.
Sementara itu,Ketua BPD Desa Teno Mese yaitu Bapak Wenslaus Tabi, mengatakan, pengerjaan jalan Simpang Lima – Lengor tidak sesuai standar prosedur pengerjaan jalan yang sebenarnya. Pasalnya, menurut Tabi, di beberapa titik jalan tidak didasari oleh Telford dan tidak menggunakan batu ukuran 5/7. Selain itu pekerja nekat menyiram aspal padahal kondisi jalan yang masih berlumpur dan tanah-tanah yang melekat di bebatuan.
“Wajar kalau kualitasnya seperti itu karena kerjanya tidak dari hati”, kata Tabi.
Tabi menambahkan “Banyak keluhan dari warga dan anak – anak sekolah terkait material proyek yang dibeli oleh kontraktor tapi sampai saat ini tak kunjung dibayar.
“mereka jual kayu api untuk membakar aspal tapi sampai saat ini belum dibayar kontraktor padahal pengerjasn jalan sudah selesai”, tambahnya.
Tabi berharap agar pemerintah Kabupaten Manggarai Timur segera mengambil tindakan dengan memanggil kontaktor untuk memperbaki jalan yang sudah rusak itu.
“Saya berharap semoga pemerintah panggil itu kontraktornya agar jalan ini bisa diperbaiki”, tutupnya.
Untuk diketahui, Jalan Kabupaten jalur Simpang Lima – Lengor dikerjakan oleh CV. Perintis dengan pagu dana sebesar 1.917.954.000 dengan panjang jalan 2.150 meter dan panjang saluran air (got) 700 meter.
Reporter : Quin Reman