klivetvindonesia.con Sintang Kalimantan Barat, Sebanyak 30 peserta yang diundang Forum Komunikasi Masyarakat Sipil (FKMS) menghadiri pelantikan dasar-dasar manajemen konflik. Kegiatan yang berlangsung di Aula Botani Dinas Pertanian Sintang berlangsung dengan penuh diskusi. Dari pelatihan tersebut, dapat dikatakan tujuan dari adanya manajemen konflik lebih ke arah positif, yaitu membangun atau konstuktif.
Happy Hendrawan, pemateri dalam pelatihan tersebut menyampaikan beberpa hal yang penting diketahui para peserta terkait konflik. Sifat konflik ada dua macam yaitu konflik destruktif yang cenderung untuk tujuan negatif atau penghancur dan konflik konstuktir yang cenderung bertujuan postif atau membangun. “Dalam hal ini, manajemen konflik yang kita bicarakan saat ini tentu lebih kepada tujuan yang membangun,” kata Konsultan Independen ini Senin (26/10/2020).
Happy juga menjelaskan manajemen konflik itu sendiri adalah upaya yang dilakukan atau tata kelola agar konflik lebih bermanfaat secara konstruktif. “Jadi, manajemen konflik yang kita bicarakan ini bertujuan mencegah kemungkinan terjadinya konflik; menghindari adanya/meluasnya konflik, mengurangi dampak resiko yang diakibatkan; dan menyelesaikan konflik dalam waktu sesingkat mungkin dan mengindari dampak,” beber aktivis yang pernah bergabung di beberapa organisasi ini.
Sementara itu Pjs Sekjen FKMS, Dedi Wahyudi, mengatakan Kabupaten Sintang telah mendeklarasikan diri sebagai kabupaten yang berorientasi pada Pembangunan berkelanjutan. Hal ini ditandai dengan menjadi salah satu anggota Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL). “Perubahan senantiasa membawa konflik. Karena pembangunan senantiasa menimbulkan konflik, maka semestinya setiap usaha pembangunan mencakup pula pengelolaan konflik,” kata pria yang akrab disapa Uju Deder ini di sela-sela kegiatan.
Deder menilai Organisasi masyarakat sipil di Sintang cukup banyak berperan dalam mendorong upaya-upaya pembangunan berkelanjutan yang tentunya akan mendorong perubahan-perubahan dari aspek ekonomi, social maupun lingkungan. “Untuk itu, Forum Komunikasi Masyarakat Sipil (FKMS) Kabupaten Sintang merasa perlu memfasilitasi penguatan kapasitas organisasi masyarakat sipil terkait adaptasi dan mitigasi perubahan-perubahan dari hasil pembangunan, terutama dalam hal pengelolaan konflik,” tegas Deder.
Dia juga menjelaskan kegiatan pelatihan ini paling tidak bertujuan untuk memperkuat kapasitas anggota dan mitra FKMS terkait apa sih Pengertian dan Penyebab Konflik, bagaimana Strategi dan pendekatan penyelesaian konflik dan Bernegosiasi dalam penyelesaian konflik. “Dari kegiatan ini diharapkan hasil agar Mitra dan angora FKMS dapat memahami tujuan tersebut dan goals-nya, akan terbangunnya tim/gugus tugas pengelolaan konflik,” kata Deder.
Kegiatan yang berlangsung mulai 26-28 Oktober 2020 ini dihadiri peserta kegiatan sejumlah 30 orang berasal dari perwakilan Lembaga mitra FKMS. Pelatihan dilakukan dengan beberapa metode yatiu Presentasi; Brainstorming; Diskusi Kelompok; Bermain Peran; Studi Kasus; Praktek/Simulasi; Experiential Learning, dan Ice Breaking. (ami)