klivetvindonesia.com,Matim-Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Kecamatan Elar Selatan,(IP2MKES-Makassar kembali mendesak Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur,(NTT) untuk perhatikan ruas jalan Provinsi di Kabupaten Manggarai Timur.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Ip2mkes-Makassar, Ifan Tamang melalui keterangan tertulis yang diterima klivetvindonesia.com pada Selasa,(3/11/2020).
Dalam keterangan tertulis mereka mengungkapkan kekecewaannya melihat kondisi ruas jalan Provinsi di Matim saat musim hujan.
“Pemprov NTT seakan-akan tidak peduli dengan kondisi ruas jalan itu, bahkan soal keberlanjutan pembangunan pada ruas jalan itu”, tegasnya.
Selain itu, Ip2mkes-Makassar mendesak Pemprov NTT untuk segera menanggapi kondisi ruas jalan yang sampai saat ini belum selesai di kerjakan.
“Mengapa Drainase dan Deuker tidak ada dari arah Perbatasan menuju jembatan Wae Muli yang menyebabkan air masuk pada badan jalan di saat musim hujan”, tanya mereka.
“Kami minta Pemprov NTT untuk benar-benar serius menanggapi persoalan pada ruas jalan ini”, tutupnya menambahkan.
Diketahui, sebelumnya media ini memberitakan, memasuki musim hujan, Jalur Provinsi di Kabupaten Manggarai Timur menuju Kecamatan Elar Selatan seperti kubangan Kerbau.
Pasalnya, usai pengusuran dan pelebaran jalan yang hingga saat ini belum dilakukan pengerasan batu dan pasir pada beberapa titik di jalur itu, justru hal tersebut masih melimpahkan penderitaan kepada masyarakat Matim, terkhususnya masyarakat di Kecamatan Elar Selatan.
Pantauan klivetvindonesia.com pada Senin,(2/11/2020) beberapa titik pada ruas jalan tersebut dipenuhi lumpur persis kubangan kerbau. Hal ini menyebabkan kendaraan roda dua maupun roda empat sulit melintasi jalur tersebut.
Untuk diketahui, titik ruas jalan yang belum dilakukan pengerasan batu pasir, antara lain; mendaki Lando,(Kampung Renden-Paling) di Desa Teno Mese, Rute dari Jembatan Wae Muli menuju Dusun Pinggan di Desa Sangan Kalo yang saat ini sementara di kerjakan oleh PT. Menara
Beberapa kendaraan baik roda dua maupun roda empat terpaksa mogok dijalan di titik ruas jalan tersebut akibat lumpur lantaran belum dilakukan pengerasan batu dan pasir.
Sementara itu, dari arah Perbatasan Ngada menuju Jembatan Wae Muli Desa Golo Linus yang dikerjakan oleh PT. Agogo Group yang sudah dilakukan Pengerasan Batu dan Pasir tak memiliki Drainase. Akibatnya, pada titik ruas jalan tersebut, badan jalan dan bahu jalan masih tergenang air di saat musim hujan.
Diketahui, permasalahan akses jalan di Kabupaten Matim hingga saat ini masih belum terselesaikan. Dari tahun ke tahun, harapan masyarakat yang berada di pelosok Desa di Kecamatan Elar Selatan mendambakan jalan yang layak.
Nandik Ferdinand