Oleh: Frans Kato
KLTV INDONESIA
–klivetvindonesia.com–
Setiap tanggal 21 April, bangsa ini kembali mengingat sosok Raden Ajeng Kartini. Namun lebih dari sekadar mengenang, Hari Kartini seharusnya menjadi momen untuk menakar kembali sejauh mana cita-cita beliau diwujudkan dalam realitas hari ini. Kartini bukan hanya pejuang emansipasi perempuan, tapi pemikir yang jauh melampaui zamannya.
Kini, perempuan Indonesia telah mengambil banyak peran strategis—menjadi pemimpin, ilmuwan, aktivis, dan inovator. Namun, perjuangan menuju kesetaraan sejati belumlah selesai. Masih banyak perempuan yang tertinggal dalam hal akses pendidikan, ekonomi, bahkan perlindungan hukum. Ketimpangan itu nyata, dan di situlah semangat Kartini kembali dibutuhkan: membebaskan, memberdayakan, dan memerdekakan.
Kita tidak boleh cukup puas dengan simbolisasi. Hari Kartini tak cukup hanya dengan kebaya dan seremoni. Perlu ada langkah nyata: kurikulum yang inklusif, kesempatan kerja yang adil, perlindungan terhadap perempuan dari kekerasan, dan ruang yang setara dalam kepemimpinan. Kartini telah membuka jalan, tugas kita kini untuk melanjutkan.
Karena sejatinya, memuliakan perempuan bukan hanya soal menghormati masa lalu—tapi tentang membangun masa depan. Dan masa depan bangsa ini akan sangat ditentukan oleh bagaimana kita memperlakukan perempuan hari ini.