JENEPONTO – KLTV INDONESIA
–klivetvindonesia.com-– Sejarah panjang perjuangan Desa Rumbia di Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto, mengisahkan perjuangan dan harapan yang membuahkan berkah.
Pada malam Kamis, 12 Maret 2025, pukul 21.00 WITA, sebuah pertemuan diadakan di Desa Rumbia yang mengingatkan kembali kisah masa lalu, ketika upaya untuk menjadikan Rumbia sebagai kecamatan akhirnya tercapai.
Rumbia adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Wilayah Kecamatan Rumbia berada di kaki Gunung Lompobattang dan terbagi menjadi 12 desa. Di antaranya adalah Desa Rumbia, Desa Lebangmanai, Desa Lebangmanai Utara, Desa Pallantikang, Desa Kassi, Desa Loka, Desa Je’netallasa, Desa Ujung Bulu, Desa Tompobulu, Desa Bontotiro, Desa Bontocini, dan Desa Bontomanai. Pada tahun 2010-2012, jumlah penduduk di Kecamatan Rumbia mencapai sekitar 22 ribu jiwa. Komoditas utama yang berkembang di sini adalah kopi dan ubi jalar.
Pada awalnya, Rumbia merupakan sebuah desa yang terisolasi, namun semangat para aktivis mahasiswa, terutama dari Universitas Hasanuddin (Unhas), dan dukungan dari masyarakat lokal serta pemerintah desa, membentuk gerakan yang berjuang untuk menjadikan Rumbia sebagai kecamatan.
Gerakan ini dipimpin oleh mantan Kepala Desa Rumbia, almarhum Kareang Bulu, bersama putra-putra asli Rumbia yang aktif dalam forum-forum diskusi dan rapat.
Mereka bekerja sama dengan mantan Ketua DPRD Kabupaten Jeneponto untuk memperjuangkan nasib desa mereka agar bisa berkembang menjadi kecamatan. Aktivis dari Unhas, yang terkenal di Indonesia Timur, juga memberikan kontribusi besar dalam perjuangan tersebut. Beberapa tokoh yang terlibat dalam perjuangan ini bahkan kini menjabat posisi penting, seperti Bupati Maros, Sekretaris Daerah Sulawesi Barat, dan pejabat lainnya, yang tentunya memberikan dampak positif bagi perkembangan daerah ini.
“Alhamdulillah, dengan kerjasama antara pemerintah desa dan aktivis Unhas, akhirnya Rumbia diakui dan berkembang menjadi kecamatan yang dikenal dengan adat budaya Kareang Rumbia. Itulah sejarah Rumbia yang penuh berkah,” jelas Ikbal Junalis, seorang jurnalis asal Sulsel yang turut mengenang perjuangan tersebut.
Selain kemajuan administratif, Kecamatan Rumbia juga mengalami perkembangan pesat di bidang ekonomi, khususnya dalam sektor pertanian. Rumbia menjadi pusat sayuran di Kabupaten Jeneponto, dengan produksi yang melimpah dan dikenal oleh banyak pihak. Selain itu, sektor pariwisata Rumbia juga tak kalah menarik, dengan banyak wisatawan luar daerah yang berkunjung untuk menikmati keindahan alam dan budaya yang dimiliki.
Namun, tak semua perjalanan di Rumbia berjalan mulus. Pada tahun 2020, Kecamatan Rumbia menjadi salah satu kecamatan yang terdampak parah akibat banjir besar yang melanda Kabupaten Jeneponto. Meskipun demikian, masyarakat dan pemerintah setempat tetap bersatu dalam menghadapi bencana dan membangun kembali daerah mereka.
“Rumbia memiliki potensi yang besar. Dengan cuaca yang sejuk dan alam yang indah, kami sangat bersyukur bisa menerima kunjungan dari banyak orang luar daerah. Ini adalah peluang untuk terus mengembangkan potensi pariwisata dan ekonomi kami,” tambahnya.
Ke depannya, diharapkan pemerintah Kabupaten Jeneponto dapat terus mendukung pengembangan Kecamatan Rumbia, agar lebih dikenal dan berkembang pesat, baik di sektor ekonomi maupun pariwisata.
Penulis: Ikbal Junalis, Jurnalis Sulsel.