Klivetvindonesia.com Sultra –Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) akhirnya angkat bicara terkait postingan Dinas Kominfo Sulawesi Tenggara yang menyebutkan pemberitaan di beberapa media online soal halaman tugu religi eks MTQ yang tekesan seperti hutan di tengah kota adalah pemberitaan tidak benar (hoax).
Ketua PPWI Sulawesi Tenggara, La Songo, menjelaskan, pernyataan klarifikasi yang diposting di akun resmi Dinas Kominfo Sulawesi Tenggara pada , Minggu, (07/02/2021) yang menyebutkan pemberitaan di beberapa media online tidak benar (hoax), sangat melecehkan karya jurnalistik. Apalagi yang dimuat dalam postingan tersebut hanya pemberitaan dari salah satu media saja.
“Pernyataan klarifikasi yang diposting di facebook tersebut sangat melecehkan karya jurnalistik, apalagi yang disebut hanya pemberitaan dari salah satu media. Ada apa?”, ujar La Songo kepada wartawan, Senin 8 Februari 2021.
Menurutnya pemberitaan yang dimuat tersebut berdasarkan data yang ditemukan oleh wartawan sendiri. Bahkan menurutnya, wartawan sudah bekerja sesuai dengan aturan jurnalistik yakni melakukan upaya konfirmasi kepada dinas terkait agar pemberitaan yang disajikan berimbang.
” Apakah salah ketika wartawan memuat berita sesuai dengan apa yang dilihatnya dan melakukan upaya konfirmasi pada dinas terkait agar berita tersebut dapat berimbang sesuai aturan jurnalistik dan biarkan pembaca atau publik yang menilai berita tersebut “pungkasnya.
Lebih lanjut La Songo menjelaskan, sebelumnya wartawan melakukan upaya konfirmasi kepada Dinas Pekerjaan Umum(PU) Cipta Karya terkait keadaan halaman tugu eks MTQ tersebut.
Namun, jawaban dari Kepala Dinas (Kadis) sangat tidak profesional bahkan cenderung menjawab wartawan dengan nada marah (emosi).
“Seandainya pihak wartawan tersebut tidak melakukan upaya konfirmasi pada yang bersangkutan itu sangat pantas dan wajar kalau kadis tersebut keberatan.”, kata La Songo.
Mengambil Langkah Hukum dan Minta Kadis Kominfo Sultra Dicopot
Terkait Akun Facebook Dinas Komimfo Sultra yang menyebutkan pemberitaan yang dimuat oleh media portalterkini.com berapa hari yang lalu bahwa berita tersebut tidak benar (hoaks), La Songo menegaskan,bahwa pihaknya akan melaporkan masalah tersebut karena sudah melecehkan karya jurnalistik dari seseorang.
Menurutnya, PPWI sangat menyayangkan dan tidak terima dengan postingan yang dimuat di akun facebook Dinas Kominfo Sulawesi Tenggara.
Selain itu, kata dia, seharusnya yang memiliki kewenangan untuk memberikan klarifikasi soal pemberitaan terkait halaman tugu eks MTQ adalah pihak dinas PU Cipta Karya bukan dari Dinas Kominfo.
“Kenapa bukan langsung dari pihak Dinas yang bersangkutan yaitu Dinas PU Cipta Karya yang memberikan klarifikasi tersebut sesuai hak jawab dan aturan kode etik jurnalistik”, kata La Songo
Selain melaporkan akun facebook milik Kominfo Sultra, La Songo menyampaikan, pihaknya akan melakukan demonstrasi ke kantor Gubernur dan DPRD Provinsi Sultra untuk meminta agar Kadis Kominfo Sultra segera di ganti karena sudah melecehkan atau menghina karya jurnalistik seseorang.
Tanggapan Dari Kadis Kominfo Sulawesi Tenggara
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Provinsi Sulawesi Tenggara, M. Ridwan Badallah ketika dikonfirmasi klivetvindonesia.com, Senin(08/2/2021) menegaskan, pihak Kominfo memiliki peran untuk meluruskan informasi-informasi yang disampaikan baik melalui pemberitaan maupun media sosial tentang apa yang dikerjakan oleh pemerintah yang tidak sesuai dengan kenyataan atau fakta di lapangan.
“Kita memiliki tugas untuk meluruskan penyampaian-penyampain berita atau apapun terkait kerja-kerja pemerintah “, kata Badallah.
Terkait halaman tugu religi eks MTQ yang diduga tidak terurus dan tampak seperti hutan, Ia mengatakan bahwa tugu tersebut masih bisa digunakan oleh masyarakat.
“Kenyataanya halaman tuguh religi tersebut kan masih bisa dimanfaatkan. Kalau hutan belantara berarti tidak bisa dimanfaatkan”, bebernya.
Ia menambahkan, bahwa apa yang dilakukan oleh Kominfo terkait memberikan klarifikasi soal halaman tugu religi eks MTQ sudah sesuai prosedur.
“Iya kominfo memberikan informasi yang benar terkait objek-objek milik pemerintah”, tutupnya.
Stats show that people are spending too much on ads online. Some sites are paying as much as $50 per click! This happens because there are too many sites all advertising at the same places. For example, Google is one of the oldest online advertisers around and they have literally billions of websites advertising with them. This creates a level of ad saturation that can only be fixed with higher bids for clicks. You see, the more they charge for clicks the less ads they have to show and that’s good for them. Now it’s time to do what’s good for you! We can generate niche targeted clicks for you using ads that appear on news websites like cnn.com for less than a penny each! Money back guarantee if you’re not satisfied: http://bit.ly/boost-web-traffic-now
Stats show that people are spending too much on ads online. Some sites are paying as much as $50 per click! This happens because there are too many sites all advertising at the same places. For example, Google is one of the oldest online advertisers around and they have literally billions of websites advertising with them. This creates a level of ad saturation that can only be fixed with higher bids for clicks. You see, the more they charge for clicks the less ads they have to show and that’s good for them. Now it’s time to do what’s good for you! We can generate niche targeted clicks for you using ads that appear on news websites like cnn.com for less than a penny each! Money back guarantee if you’re not satisfied: http://bit.ly/boost-web-traffic-now
Quick question to ask you… Are you aware that by reading this message you just proved that contact form marketing works? That’s right, and we can get eyeballs on your offer too! Pricing starts at just $100 to blast YOUR ad message to 1 MILLION contact forms on websites just like yours worldwide. Contact me on Skype and let’s discuss what will work for your product/service. My Skype ID: live:.cid.83c9da999a4f9f
this message was sent to your website contact form at: klivetvindonesia.com