Klivetvindonesia.com, SINTANG-KALBAR – Fardu Kifayah adalah status hukum dari sebuah aktivitas dalam Islam yang wajib dilakukan, namun jika dilakukan muslim lain maka kewajiban menjadi gugur. Salah satu Fardu Kipayah adalah menyolatkan Jenazah. Namun penyelenggara fardu kifayah saat ini dirasakan semakin minim atau boleh dikatakan langka.
Bidang Dakwah Dewan Pengurus Daerah Persatuan Forum Komunikasi Pemuda Melayu (PFKPM), Rudiansyah SKM MKM, mengungkapkan dari beberapa aktivitas dakwah yang dilakukannya dan kegiatan umat Islam serta pengamatannya memang orang yang menyelenggarakan fardu kifayah terasa minim. “Betul, semakin minim penyelenggaranya. Coba diantara kita saja yang hadir disini mungkin tidak ada yang bisa melaksanakan fardu kifayah,” kata Ustad Rudiansyah dalam pelaksanaan Kajian dan Obrolan tentang Pengetahuan Islam DPD PFKPM, belum lama ini.
Saat ditemui untuk pengembangan info lebih lanjut, Dosen STIKARA Sintang ini mengatakan ada dua langkah yang dapat dilakukan, yatu jangka panjang dan jangka pendek. “Pertama untuk jangka panjang adalah dengan pendidikan agama, terutama meningkatkan keahlian masalah fiqih. Kedua, untuk jangka pendeknya yaitu melalui pelatihan fardu kifayah oleh para ustadz untuk para pengelola masjid dan mushola,” beber Rudiansyah, Rabu (19/11/2020)
Sementara itu Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIMA) Sintang, M Faisal MMPd mengatakan bersamaan dengan pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) mahasiswa STAIMA di desa Sumbersari / Nanga Beloh selain dilaksanakan kegiatan khitanan (sunatan) masal juga lakukan kegiatan Fardu Kifayah. “Tujuannya agar masyarakat tau tata cara melayat ketika ada warga yang meninggal dunia,” kata Faisal.
Dia menambahkan kegiatan bakti sosial, seperti sunatan massal gratis untuk masyarakat pedalaman dan pelatihan tentang fardu kifayah tersebut dilaksanakan dalam rangka milad STAIMA ke-17 pada 5 Desember 2020. “Pelaksanakan ini akan kita fokuskan di Desa Sumber Sari dan Desa Empura Ketungau Tengah Kabupaten Sintang. Disana terdapat banyak masyarakatnya yang tergolong tidak mampu dari segi financial. Di dua desa tersebut. terdapat 65 orang anak laki-laki yang berhasil dikhitan kejantanannya,” kata dia sembari menagatakn kegiatan dilaksanakan tanggal 15 Nopember lalu.
Kegiatan tersebut mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat yang intinya merasa senang dan besuka cita dengan adanya sunatan gratis dan pelatihan fardu kifayah. “Kegiatan seperti ini sangat bermakna bagi masyarakat, semoga STAIMA SINTANG bisa melakukan kegiatan ini berkelanjutan di tiap tahunnya,” harap Sekdes Dadang menutup pembicaraannya. (fan)