Awal Musim Hujan di Indonesia, Diprediksi Mulai pada Akhir Oktober

Foto: istimewa

Klivetvindonesia.com, Jakarta- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menyampaikan bahwa musim hujan di Indonesia akan terjadi di akhir bulan Oktober dan dimulai secara bertahap.

Terutama dimulai dari wilayah Indonesia Barat dan sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan mengalami puncak musim hujan di bulan Januari dan Februari 2021.

“Sebagian wilayah diprakirakan mengalami puncak musim hujan pada bulan Januari dan Februari 2021, yaitu sebanyak 248 ZOM (72,5%)”, imbuh Dwikorta dalam keterangan tertulis BMKG, Selasa (8/9/2020).

Ia menambahkan, dari total 342 Zona Musim (ZOM), sebanyak 34,8% yang akan mengalami hujan pada bulan Oktober 2020 yaitu sebagian Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. sebanyak 38,3% akan masuk pada bulan November, meliputi sebagian Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Sementara 16,4% pada bulan Desember yaitu di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTT, Maluku, NTB dan Papua.

Dwikorta selanjutnya menekankan kewaspadaan dan penyiapan secara lebih dini dan optimal untuk upaya mitigasi oleh para pemangku kepentingan dan Pemerintah Daerah yang wilayahnya diperkirakan akan mengalami musim hujan lebih maju.

“Mitigasi tersebut dengan melakukan pengelolaan tata air yang terintegrasi dari hulu sampai hilir, antara lain dengan upaya memenuhi dan menyimpan air lebih lama ke danau, waduk, embung, kolam, retensi dan penyimpanan air buatan lainnya,” tuturnya.

Disamping itu Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim, Dodo Gunawan menghimbau kepada seluruh elemen masayarakat untuk tetap mewaspadai wilayah- wilayah yang akan mengalami hujan lebih awal.

Dodo Gunawan juga meminta masyarakat dapat lebih siap dan antisipasif terhadap kemungkinan dampak musim hujan terutama wilayah yang rentan terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

Dikatakan setiap wilayah akan mengalami awal musim hujan yang sama atau sedikit terlambat (10-20 hari) terutama di wilayah yang sentra pangan seperti Jawa, Bali, NTB dan Sulawesi.

Kevin Jorge

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *